Jumat, 03 Juni 2011
HASIL PENGUMUMAN UN SMP 20.234 SISWA SMP TIDAK LULUS UN 2011
Panitia pusat Ujian Nasional (UN) 2011 sudah menyelesaikan pendataan hasil ujian tingkat SMP dan sederjat. Hasilnya, 20.234 siswa dari 3.660.803 peserta UN dinyatakan tidak lulus. Mata pelajaran bahasa Indonesia masih menjadi momok peserta ujian. Sesuai jadwal, pengumuman di tingkat sekolah digelar Sabtu, 4 Juni mendatang.
Dalam paparannya di Jakarta kemarin, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh merinci hasil perhitungan nilai UN SMP dan sederajat. Dia mengaku merespons baik hasil tahun ini karena prosentase kelulusan siswa mengalami peningkatan.
UN SMP dan sederajat tahun ini, diiikuti 3.660.803 siswa dari 45.551 sekolah. Setelah menggabungkan nilai UN dan ujian akhir sekolah (UAS), dengan komposisi 60:40, dinyatakan 20.234 siswa atau 0,55 persen siswa tidak lulus.
Sebagai perbandingan, pada unas 2010 tercatat 350.798 siswa (9,73 persen) dari total peserta 3.254.365 yang tidak lulus unas utama. Saat itu, unas masih diterapkan dengan menggunakan ujian ulangan bagi yang tidak lulus ujian utama.
Selanjutnya, Nuh juga mengomentari beberapa provinsi dengan angka ketidaklulusan tinggi berdasarkan nilai unas murni. Yaitu yang tidak ditambah dengan nilai UAS. Di antaranya yang disorot adalah provinsi DIY. Di provinsi ini, angka ketidaklulusan jika dihitung hanya dari nilai UN mencapai 25,44 persen dari total peserta 48.662 siswa.
Prestasi buruk DIY dalam aspek kelulusan itu, menempatkan mereka berada di rangking dua setelah Provinsi Bangka Belitung. Di provinsi ini, jumlah siswa yang tidak lulus berdasarkan nilai UN-nya saja mencapai 40,4 persen dengan total peserta 15.341.
“Semua daerah dengan tingkat kelulusan terendah akan kami evaluasi,” kata Nuh. Selanjutnya, evaluasi tersebut menjadi bahan pertimbangan untuk pemberian bantuan pembenahan kualitas pendidikan. Tahun ini, Kemendiknas mengucurkan bantuan senilai Rp 1 miliar kepada seratus kabupaten dan kota dengan angka kelulusan terendah. Penetapan bantuan ini juga mengacu pada tingkat ekonomi setempat.
Selanjutnya, Nuh juga mebeber daerah-daerah yang kedapatan muncul angka kelulusan nol persen dalam satu satuan pendidikan atau sekolah. Tapi, kali ini mantan rektor ITS itu tidak menyebutkan nama sekolahan. Ia hanya menyebutkan kabupaten atau kotanya saja. Terdapat 12 sekolah yang kelulusannya nol persen, dengan jumlah total 91 siswa.
Di antaranya adalah di Sumenep dan Bojonegoro masing-masing satu sekolah yang kelulusannya nol persen dengan jumlah total 15 siswa. Selanjutnya di Kebumen dan Kendal masing-masing juga satu sekolah dengan jumlah total 12 siswa. Dan di Temanggung, terdapat tiga sekolah yang kelulusannya nol persen dengan total siswa 21 anak.
Di bagian lain, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendiknas, Prof Mansyur Ramly menjelaskan mata pelajaran Bahasa Indonesia masih menjadi momok. Pria yang juga menjadi anggota panitia pusat UN 2011 itu menjelaskan, penentuan bahasa Indonesia sebagai pelajaran tersulit bisa dipantau dari hasil UN murni.
Catatan panitia pusat menyebutkan, rata-rata nilai bahasa Indonesia dalam UN tingkat SMP dan sederajat 7,12. Dengan nilai terendah 0,40, atau hanya benar dua butir soal, dan nilai tertinggi 10,00. Sedangkan rata-rata bahasa Inggris 7,52, matematika 7,30, dan IPA 7,41.
Mantan Rektor UMI Makassar itu mengatakan, dua tahun terakhir bahasa Indonesia memiliki nilai rata-rata terendah dibanding mata pelajaran lainnya. Pemicunya, siswa belum terbiasa membaca. Dia menjelaskan, hampir seluruh soal bahasa Indonesia diawali dengan bahan bacaan dulu.
Kelemahan kemampuan membaca itu, berpotensi siswa terkecoh saat menentukan pilihan jawaban. “Pilihan jawaban bahasa Indonesia hampir mirip,” kata Mansyur.
Source : http://www.nowberita.com/nasional/hasil-pengumuman-un-smp-20-234-siswa-smp-tidak-lulus-un-2011.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar