Terima Kasih Kunjungannya. Mohon Kritik dan Saran!

Sabtu, 03 Oktober 2009

GUNUNG RATU OBYEK WISATA ANDALAN KABUPATEN LAMONGAN

Makam Gunung Ratu terletak di sebelah timur ibukota Kecamatan Ngimbang tepatnya di Dusun Cancing Desa Sendang Rejo Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan. Makam tersebut berjarak lebih kurang 3 kilometer ke arah timur jalan raya Babat-Jombang. Untuk mencapai makam yang berada di atas bukit pengunjung harus menaiki tangga yang berjumlah kurang lebih 170 tingkat.
Sejarah Makam Gunung Ratu dideskripsikan sebagai berikut. Konon, menurut legenda masyarakat Ngimbang Dewi Andong Sari merupakan isteri selir raja Majapahit yang pertama yaitu Raden Wijaya. Raden Wijaya adalah seorang raja yang mempunyai isteri lebih dari satu. Diantara isteri-isterinya merupakan puteri persembahan yang diberikan oleh kerajaan yang ditaklukkan oleh Kerajaan Majapahit. Salah satu isterinya bernama Dara Petak yang berasal dari Melayu. Dara Petak menginginkan anaknya akan menjadi raja kelak menggantikan Raden Wijaya. Ketika anak laki-lakinya lahir tahun 1294 Masehi  Dara Petak merasa sangat senang karena dua isteri Raden Wijaya yang lain melahirkan anak perempuan. Sehingga peluang anaknya untuk menjadi raja Majapahit menggantikan Raden Wijaya lebih terbuka lebar.
Suatu saat Dara Petak mendengar isteri selir Raden Wijaya yang bernama Dewi Andong Sari mengandung. Dara Petak mulai khawatir kalau-kalau anak Dewi Andong Sari yang akan lahir kelak adalah seorang anak laki-laki. Hal itu akan menjadi batu sandungan untuk mewujudkan impian Dara Petak. Untuk menghilangkan kekhawatirannya Dara Petak mulai menyebar fitnah tentang Dewi Andong Sari. Dara Petak memfitnah Dewi Andong Sari bahwa dia telah berbuat selingkuh, sehingga bayi yang dikandungnya bukan anak dari Raden Wijaya. Karena fitnah  begitu dahsyat  didengar Raden Wijaya ikut terpengaruh dan mempercayainya.
Raden Wijaya akhirnya mengusir Dewi Andong Sari dari kerajaan dan rencana selanjutnya akan dibunuh. Untuk melancarkan rencananya Raden Wijaya menyuruh beberapa prajurit untuk membunuh Dewi Andong Sari. Karena prajurit-prajurit tersebut masih menaruh rasa hormat terhadap Dewi Andong Sari, akhirnya Dewi Andong Sari tidak dibunuh tetapi diasingkan di sebuah hutan yang sangat jauh dari keraton. Tidak berapa lama setelah diasingkan  Dewi Andong Sari melahirkan seorang anak laki-laki.
Dewi Andong Sari memiliki 2 (dua) ekor binatang kesayangan. Binatang itu berupa kucing besar dan ular. Kedua binatang kesayangan Dewi Andong Sari tersebut anehnya ternyata belum saling mengenal dan belum pernah bertemu antara satu dengan lainnya.
Pada waktu Dewi Andong Sari pergi ke sendang, bayi yang baru dilahirkannya ditunggui oleh kucingnya yang diberi nama Candra Mawa. Ketika  ular yang juga binatang kesayangan Dewi Andong Sari mendekati bayi Dewi Andong Sari maka terjadilah kesalahpahaman diantara keduanya. Si kucing mengira bahwa ular itu akan menggigit atau memakan bayi Dewi Andong Sari. Seketika itu pula Kucing Candra Mawa menyerang ular. Akhirnya terjadi perkelahian  hebat diantara keduanya. Pada perkelahian itu Kucing Candra Mawa menang sedangkan ular mati.
Ketika Dewi Andong Sari datang dari mandi, dia terkejut melihat Kucing Candra Mawa  mulutnya berlepotan darah segar. Dewi Andong Sari mengira kucing tersebut memakan anaknya, sehingga seketika itu kucing dibunuh oleh Dewi Andong Sari dengan senjatanya yang bernama patrem (keris kecil milik kerajaan). Setelah itu, Andong Sari segera berlari menuju bayinya. Setalah diteliti dan diamati ternyata anaknya masih hidup. Di sebelah bayi itu, Dewi Andong Sari menemukan ular kesayangannya telah menjadi bangkai. Ketika ia berfikir sejenak, ia baru menyadari bahwa telah terjadi kesalahpahaman antara Kucing Candra Mawa dengan ular. Karena merasa berdosa telah membunuh kucing kesayangannya Dewi Andong Sari akhirnya bunuh diri.
Menurut legenda masyarakat Ngimbang, ada seorang empu yang bernama Ki Gede Sidowayah mendengar suara tangisan bayi di tengah hutan tepatnya di atas bukit. Beliau mencari asal suara tangis bayi itu. Ki Gede Sidowayah naik ke atas bukit itu. Beliau mendapati  1 mayat seorang perempuan dan 2 bangkai binatang. Ki Gede Sidowayah selanjutnya mengubur mayat perempuan  dan dua bangkai binatang itu secara berdampingan. Sedangkan bayi putera Dewi Andong Sari diasuh oleh adik Ki Gede Sidowayah.
Pada perkembangannya bayi itu besar di daerah Modo. Sehingga anak itu dijuluki  Joko Modo.  Joko Modo memiliki kecerdasan, kecakapan dan jiwa kepemimpinan yang tinggi. Selanjutnya ia diangkat menjadi prajurit di Kerajaan Majapahit. Karena kecerdasan, kecakapan dan jiwa kepemimpinan yang tinggi akhirnya Joko Modo dinobatkan menjadi Mahapatih di Kerajaan Majapahit yaitu bernama Mahapatih Gajah Mada yang terkenal kemashurannya itu.
Berdasarkan deskripsi legenda masyarakat Ngimbang di atas, jelaslah bahwa Makam Gunung Ratu / Makam Dewi Andong Sari merupakan makam  dari Ibunda Mahapatih Gajah Mada.  Makam Gunung Ratu sangat berkaitan erat dengan sejarah Kerajaan Majapahit yang sangat mashur itu. Bukti bahwa makam itu berkaitan erat dengan sejarah Kerajaan Majapahit adalah di sekitar makam itu ditanam pohon yang sama dengan pohon yang berada di makam Brawijaya yang merupakan raja besar Kerajaan Majapahit. Pohon tersebut bernama pohon kepuh yang sejak dahulu hingga sekarang besar dan tingginya tetap / tidak berkembang.
Mengingat Makam Gunung Ratu berkaitan erat dengan kebesaran sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Majapahit yang terkenal kemashuran dan kejayaannya itu maka selayaknyalah Makam Gunung Ratu berpotensi menjadi obyek wisata sejarah andalan untuk Kabupaten Lamongan.

4 komentar:

  1. Di kecamatan Modo ada gundukan tanah yang cukup tinggi yang dinamakan siti inggil (sitingil), kalau ngak salah letaknya di desa nglebak, di situlah Joko Modo sering angon/mengembala kambingnya saat masih anak-2. Joko Modo inilah yang ditengarai sebagai Patih Gajah Mada di Majapahit....

    BalasHapus
  2. Terima kasih infonya Bos.
    Suatu saat, ada keinginan untuk melihat langsung SITINGGIL di Nglebak!

    BalasHapus
  3. TAPI SAYANG,AKIBAT ULAH SEGLINTIR ORANG,,IMEJ GG RATU SKRANG BRUBAH JADI SARANG PENCARI KEKAYAAN SECARA INSTAN,,,,,,

    BalasHapus
  4. Bukanya makam gajah mada yg di Gg ratu.dlu wkt kecil sering dolanan nang kono...biyen akeh monyete mboh nek saiki....

    BalasHapus